TANGSEL | TR.CO.ID
Keterbatasan pasokan gas elpiji kemasan 3 kilogram, yang dikenal dengan sebutan gas melon, kembali memicu antrean panjang di sejumlah pangkalan di wilayah Tangerang Selatan. Salah satu korban dari antrean ini adalah Yonih binti Saman, 68 tahun, warga Pamulang, yang meninggal dunia usai mengikuti antrean di pangkalan gas.
Dedi, besan almarhumah, menceritakan bahwa Yonih berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 WIB untuk mengantre gas elpiji. “Kelelahan kayaknya,” ungkap Dedi di rumah duka, Jalan Kampung Ciledug, Pamulang Barat, kepada media, Senin (3/2/2025)
Dedi menjelaskan, Yonih mengantre selama lebih dari satu jam dan setelah mendapatkan isi tabung gas, ia pulang melalui jalan tanjakan.
Namun, di tengah perjalanan pulang, Yonih terjatuh dan pingsan, sambil membawa dua tabung gas. “Keluarga yang mendapat kabar langsung panik,” lanjut Dedi, .
Ia menduga besannya meninggal dunia sebelum sempat dilarikan ke Rumah Sakit Permata. Yonih dimakamkan di TPU Wakaf RW 007, dekat rumah duka.
Antrean panjang untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg ini menjadi keluhan warga di berbagai wilayah, termasuk di Pamulang. Dedi menyebutkan bahwa ia sempat mencari gas di daerah Sari Mulya, Kecamatan Setu, namun antrean juga terjadi di sana. “Orang aja banyak nganter anak sekolah sambil nenteng tabung gas,” ujarnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan distribusi dan penyaluran gas elpiji agar tidak menimbulkan kesulitan atau bahkan korban di tengah kebutuhan masyarakat akan bahan bakar rumah tangga ini.
(hrs/ka6/ris)