PANDEGLANG | TR.CO.ID
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pandeglang mengundang seluruh perguruan tinggi di daerah ini pada Kamis (16/1/2025) untuk membahas solusi pengentasan kemiskinan ekstrim (KE) yang masih menjadi tantangan utama.
Hingga tahun 2025, tingkat kemiskinan ekstrim di Kabupaten Pandeglang tercatat sebesar 9,18 persen dari total 1,4 juta penduduk, menjadikannya yang tertinggi di Provinsi Banten. Kepala Bappeda Pandeglang, Sutoto, menjelaskan bahwa angka ini memerlukan upaya strategis untuk menurunkannya secara signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kemiskinan ekstrim di Pandeglang masih tinggi, namun penurunan tajam harus melibatkan seluruh stakeholder. Jika ingin angka ini turun drastis, kita perlu kolaborasi yang kuat dengan semua pihak, termasuk perguruan tinggi,” ujar Sutoto dalam diskusi partisipasi stakeholder di Pandeglang.
Sutoto mengungkapkan bahwa perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk mendukung penurunan tingkat kemiskinan ekstrim melalui penelitian dan kajian yang tepat. Sebelumnya, Bappeda telah bekerja sama dengan Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) untuk melakukan kajian profiling data yang terbukti efektif.
“Kami sudah bekerjasama dengan UNMA dan hasil kajiannya sangat maksimal. Modelnya adalah profiling data, dan kami berharap perguruan tinggi lainnya juga dapat berpartisipasi,” lanjut Sutoto.
Untuk memastikan hasil kajian dapat diimplementasikan, Sutoto menekankan perlunya keterlibatan dosen sebagai pendamping dalam setiap penelitian. Dosen akan bertanggung jawab dalam membuat laporan dan analisis dari data yang dikumpulkan oleh mahasiswa.
“Dosen harus terlibat dalam pendampingan, karena mereka yang akan membuat laporan dan menganalisis hasil kajian. Mahasiswa berperan sebagai instrumen pendataan. Kami akan siap untuk menindaklanjuti ini melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS),” katanya.
Fokus utama pengentasan kemiskinan ekstrim pada tahun 2025 akan difokuskan di sepuluh desa yang tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Majasari, Kaduhejo, Cipeucang, Munjul, Panimbang, Cimanuk, Sindangresmi, Cipeucang, dan Pulosari. Lokasi ini telah ditetapkan berdasarkan keputusan Bupati Pandeglang tahun 2024.
“Dengan adanya fokus pada lokasi-lokasi tersebut, kami berharap pelaksanaan program bisa lebih terarah dan efektif dalam menanggulangi kemiskinan ekstrim di Pandeglang,” tutup Sutoto.
(ian/BN/ris)