BANTEN | TR.CO.ID
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Banten telah berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem selama operasi penyeberangan, terutama di Pelabuhan Merak, Banten.
Kepala BPTD Kelas II Banten, Benny Nurdin Yusuf, menegaskan bahwa keselamatan pelayaran penyeberangan, terutama selama periode Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, menjadi prioritas utama. Informasi cuaca ekstrem dari BMKG akan disampaikan ke petugas Local Port System (LPS) dan kemudian diteruskan ke Syahbandar untuk diinformasikan kepada operator kapal dan operator pelabuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jika informasi cuaca menunjukkan potensi penutupan dermaga pelabuhan, BPTD akan mengeluarkan maklumat penutupan sementara dermaga. Hal ini dilakukan untuk memastikan keselamatan pelayaran dan akan dicabut setelah cuaca kembali normal.
Dalam upaya pengaturan lalu lintas, baik di dalam maupun di luar pelabuhan, BPTD akan berkoordinasi dengan operator di dalam pelabuhan dan bersinergi dengan kepolisian di luar pelabuhan. Koordinasi juga dilakukan dengan petugas di posko, dan Standard Operational Procedure (SOP) telah disiapkan.
Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menyatakan bahwa setiap tahunnya BMKG berkoordinasi dengan BPTD untuk mengamankan kondisi penyeberangan dari bahaya cuaca ekstrem atau gelombang arus yang kuat. SOP bersama telah diharmonisasi dan diuji coba melalui simulasi untuk memastikan kesiapan dalam kondisi darurat.
BMKG akan terus memantau dan memperbarui informasi cuaca melalui peralatan canggih seperti satelit. Peringatan dini akan dikeluarkan, dan operator kapal diingatkan untuk mengikuti prosedur yang diatur oleh BPTD. Masyarakat pengguna jasa juga diminta untuk mematuhi informasi yang disampaikan oleh BMKG dan BPTD.