LEBAK | TR.CO.ID
Musim buah durian di pedalaman Baduy Kabupaten Lebak, mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat adat sehingga berdampak terhadap kunjungan wisatawan. Musim durian kali ini baru sekitar satu bulan, tentu saja kehadiran buah durian tersebut menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita sudah mulai musim durian dan banyak wisatawan domestik ke sini,” kata Kudil (35) warga Baduy di Kampung Kadu Ketug, Kecamatan Leuwidamar, Kamis (31/08/2023).
Hingga kini buah durian menjadi andalan ekonomi masyarakat Baduy, selain tanaman palawija dan kerajinan. Saat ini, harga buah durian masih tinggi karena belum semua dipanen dan bervariasi mulai Rp35 ribu hingga Rp250 ribu/buah.
Pendapatan ekonomi buah durian bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat, karena jika panen memiliki sebanyak 10 pohon dan diborong tengkulak Rp5 juta per pohon, sehingga menghasilkan Rp50 juta.
“Pendapatan sebesar itu tentu bisa membeli perhiasan emas untuk tabungan,” kata Kudil yang juga pedagang buah durian di kawasan pemukiman Baduy.
Ikbal (45) warga Ciboleger mengaku dirinya jika musim durian merasa bersyukur, karena bisa berjualan dan menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga. Biasanya, kata dia, musim buah durian mulai ramai pada Oktober sampai Desember mendatang bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah selama tiga bulan.
“Kami sudah 13 tahun berjualan durian dan dijual di rumah sambil menunggu kunjungan wisatawan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Kanekes yang juga tokoh Baduy Jaro Saija mengatakan, panen buah durian tentu menjadi andalan ekonomi masyarakat dan bisa menyerap tenaga kerja. Banyak warga Badui yang menjual durian di rumah -rumah mereka sambil menunggu kunjungan wisatawan.
Sebab, hampir semua warga adat Baduy memiliki pohon durian karena tanaman ini memang dirawat dan dilestarikan.
“Kami yakin dari panen durian itu pendapatan ekonomi masyarakat Baduy meningkat,” katanya. (*)
Penulis : Jat/Eem
Editor : Haris S