JAKARTARAYA | TR.CO.ID
Pembangunan infrastruktur besar-besaran dibutuhkan untuk memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT). Tentunya pemanfaatannya membutuhkan anggaran hingga Rp 2300 triliun hingga 2040.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menerangkan, untuk mendekatkan pembangkit listrik tenaga hidro dengan pusat permintaan listrik dibutuhkan pembangunan transmisi. Di sisi lain, jarak antara sumber listrik dan pusat permintaan jaraknya relatif jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Maka, kita melihat seperti itu, dengan terpaksa, ini akan ada pembangunan transmisi dalam skala yang sangat besar, namanya green enabling transmission. Kemarin hitung-hitungan kalau perintahnya Pak Dirjen ‘Pak Dirut itu tolong petakan semua potensinya, kita bikin backbone’,” ujarnya dalam acara Road to PLN Investment Days 2024, di Jakarta, dikutip Rabu (6/3).
Ia mengungkap, potensi pembangkit hidro terdapat di Sumatera Utara dan Aceh. Namun, pusat permintaan listrik ada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.”Transmisinya jaraknya berapa? 3.500 kilometer, itu hanya backbone-nya,” ujar Darmawan.Kemudian, transmisi itu didekatkan lagi ke sumber permintaan listrik.
Berdasarkan perhitungannya, dibutuhkan transmisi 47.000 km. “Jadi kalau 47.000 kilometer, kalau Pak mau keliling bumi bersama dengan saya, itu 42.500 keliling bumi, ditambah 5 ribu lagi, 47.500 itu. Jadi, dalam hal ini, ada suatu pembangunan infrastruktur secara masif,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Darmawan mengungkap bocoran draft Rencana Umum Ketanagalistrikan (RUKN) terbaru. Dia mengatakan, akan ada penambahan pembangkit dengan kapasitas 80 giga watt (GW) sampai 2040 di mana 75%-nya berasal dari EBT.
Darmawan mengatakan, akan ada sekitar 30 GW pembangkit dari berasal hidro dan geothermal. Kemudian, 28 GW dari angin dan surya. Jika ditotal, kebutuhan anggaran untuk infrastruktur kelistrikan ini hingga 2040 mencapai Rp 2.300 triliun.
“Price tag-nya, dihitung kemarin sekitar US$ 152 miliar. Jadi kalau kalikan Rp 15.000, sekitar RR2.300 triliun antara hari ini sampai 2040,” ujarnya. (jr)