TANGERANG | TR.CO.ID
Pemerintah Kota Tangerang (Pemkot) mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas angka kelahiran (fertilitas) di kota ini, merespons temuan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menunjukkan penurunan signifikan dalam Total Fertility Rate (TFR) secara nasional.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang, Tihar Sopian, fertilitas Kota Tangerang juga mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir. Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka fertilitas hanya sebesar 1,84, artinya hanya sekitar 1-2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tren penurunan angka kelahiran ini bukan hanya terjadi di Kota Tangerang, namun juga secara global. Dibandingkan dengan kota atau kabupaten lain di Provinsi Banten, angka kelahiran di Kota Tangerang (1,84) menempatkannya sebagai yang terendah kedua di provinsi ini, di bawah rata-rata provinsi (2,01),” ujar Tihar, Kamis (4/7/24).
Pemkot Tangerang telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi penurunan fertilitas dalam jangka panjang. Salah satu langkahnya adalah memasifkan sosialisasi, menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, serta memberikan insentif finansial seperti bantuan biaya pendidikan untuk mendorong stabilitas dan peningkatan fertilitas di Kota Tangerang.
“Kami juga meningkatkan penyuluhan konseling Keluarga Berencana (KB), capaian KB, ketersediaan alat kontrasepsi, serta menggerakkan pelayanan KB secara serentak dan berkesinambungan,” katanya.
Pemkot Tangerang akan terus memantau perkembangan di lapangan untuk menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan, khususnya untuk mendorong peningkatan angka kelahiran di kota ini.
(ali/ris)