TANGERANG | TR.CO.ID
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui 1.097 posyandu yang tersebar di 104 kelurahan sedang melakukan intervensi serentak untuk mencegah stunting. Program yang dinamai Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas) telah berhasil menyaring 65 ribu anak atau 81,9 persen dari target 80 ribu anak di Kota Tangerang dalam dua pekan pelaksanaannya.
Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Mugiya Wardhany, menjelaskan bahwa capaian ini sangat signifikan mengingat kegiatan baru berjalan selama dua pekan.
“Angka ini tergolong maksimal karena kegiatan baru berlangsung sekitar dua pekan, namun secara capaian sudah mendekati 100 persen. Yakni, sudah 81,9 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu dan melakukan skrining kasus stunting dan TBC,” kata Mugiya.
Mugiya juga mengajak para orang tua untuk segera membawa anak mereka ke posyandu terdekat jika belum melakukannya. “Ayo para ayah bunda, jika bayi atau balitanya belum ke posyandu, untuk segera datang ke posyandu terdekat. Sehingga, dapat dilakukan pemeriksaan stunting dan TBC sedini mungkin, untuk selanjutnya dilakukan penanganan jika didapati positif kasus stunting atau TBC,” imbau Mugiya.
Secara rinci, Mugiya menjelaskan bahwa Kecamatan Batuceper memiliki capaian skrining tertinggi dengan 3.693 anak atau 96 persen dari target 3.846 anak. Diikuti oleh Kecamatan Pinang dengan 7.155 anak atau 93 persen dari target 7.637 anak. Kecamatan Cipondoh, dengan target terbanyak yaitu 9.027 anak, telah menyaring 7.347 anak atau 81,4 persen.
“Secara data, semua kecamatan akan terus berprogres dan bertambah setiap harinya. Pemkot Tangerang memastikan, pada Juni 2024 ini, 100 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu, untuk diukur pertumbuhannya, baik itu berat badan, panjang atau tinggi badan. Lalu, diinput ke dalam aplikasi SiData dan e-PPGBM,” tambah Mugiya.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang bersama seluruh OPD terkait akan melakukan intervensi khusus lanjutan pada anak-anak yang terindikasi stunting.
“Harapannya, tidak ada lagi anak-anak di Kota Tangerang yang terlambat dilakukan penanganan,” jelas Mugiya.
Sebagai informasi, tren prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang mengalami penurunan dari 19,1 persen pada tahun 2018 menjadi 11,8 persen pada tahun 2022. Namun, terjadi kenaikan pada tahun 2023 dengan angka 17,6 persen, meskipun masih di bawah angka Provinsi Banten yaitu 24 persen dan nasional di 21,5 persen. (ali/ris)