NEW YORK | TR.CO.ID
Kepala Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Catherine Russell, mengecam keras serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza yang terjadi pada Selasa (18/3/2025). Serangan tersebut menewaskan ratusan orang, termasuk lebih dari 130 anak-anak, menjadikannya jumlah korban anak-anak tertinggi dalam satu hari sepanjang tahun lalu.
“Laporan dan gambar yang muncul dari Jalur Gaza setelah serangan hari ini sangat mengerikan. Ratusan orang dilaporkan tewas, termasuk lebih dari 130 anak-anak. Ini merupakan jumlah korban tewas anak-anak dalam sehari terbesar sepanjang tahun lalu,” ujar Russell dalam pernyataan resminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Russell menegaskan bahwa serangan tersebut tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga semakin meningkatkan penderitaan penduduk Gaza yang telah lama hidup dalam kondisi kemanusiaan yang kritis. Ia menyatakan bahwa beberapa serangan bahkan menghantam tempat penampungan sementara yang dihuni oleh anak-anak dan keluarga yang tengah tertidur. “Ini menjadi pengingat mematikan lainnya bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza,” katanya.
Blokade Bantuan Perburuk Krisis Kemanusiaan
Selain serangan udara, UNICEF juga menyoroti dampak buruk blokade bantuan Israel yang telah berlangsung selama lebih dari dua minggu. Russell menekankan bahwa selama 16 hari terakhir, tidak ada truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza, memperburuk situasi kelangkaan bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Selain itu, pemutusan listrik ke pabrik desalinasi utama semakin mengurangi jumlah air minum yang tersedia bagi penduduk Gaza,” papar Russell. Dengan kondisi ini, lebih dari satu juta anak-anak yang telah bertahan hidup dalam situasi perang selama lebih dari 15 bulan kembali terjerumus ke dalam ketakutan dan ancaman kematian yang semakin meningkat.
Seruan untuk Menghentikan Permusuhan
Dalam pernyataannya, Russell menyerukan penghentian segera semua bentuk permusuhan dan mendesak komunitas internasional untuk bertindak. “Serangan dan kekerasan harus dihentikan sekarang,” tegasnya.
UNICEF juga meminta agar semua pihak segera memberlakukan kembali gencatan senjata dan menyerukan kepada negara-negara yang memiliki pengaruh untuk mengambil tindakan guna memastikan situasi tidak semakin memburuk.
“Hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua pihak, memungkinkan penyediaan bantuan kemanusiaan segera, perlindungan warga sipil, serta pembebasan semua sandera,” pungkasnya.
Dengan meningkatnya eskalasi konflik, tekanan internasional terhadap Israel semakin menguat untuk segera menghentikan agresi militer dan membuka akses bantuan kemanusiaan guna menyelamatkan warga sipil yang masih bertahan di tengah kehancuran Gaza.