TANGSEL | TR.CO.ID
Pemerintah Kota Tangerang Selatan, di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan, kembali memberikan bantuan pendidikan bagi mahasiswa semester akhir. Program ini dirancang untuk meringankan beban mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir tanpa harus terjebak dalam pinjaman online (pinjol) yang seringkali memberatkan.
“Saya sering membaca di media sosial dan berita bahwa banyak mahasiswa di luar Tangerang Selatan terjerat pinjaman online untuk melunasi uang kuliah. Dari situ, saya berpikir, mengapa tidak Pemerintah Kota Tangsel mengalokasikan anggaran untuk membantu mahasiswa, khususnya yang sedang mengerjakan tugas akhir,” ujar Wali Kota Benyamin dikutip Wartawan, Kamis (8/8/24).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bantuan pendidikan ini ditujukan kepada mahasiswa yang sedang menyiapkan tugas akhir atau skripsi, biasanya pada semester delapan. Total anggaran yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp3,75 miliar.
“Target kita adalah 1.000 mahasiswa, namun tahun ini baru sekitar 606 penerima. Sisanya, sebanyak 394 mahasiswa, akan kami lanjutkan pada tahun 2025 mendatang,” jelas Benyamin.
Benyamin menekankan bahwa bantuan ini terbuka bagi mahasiswa asal Tangsel yang berprestasi dan berasal dari keluarga kurang mampu. Kampus tempat mereka berkuliah boleh berada di luar Tangsel, bahkan di luar negeri.
“Syaratnya, mahasiswa harus memiliki KTP Tangsel. Bantuan ini sebesar Rp7.500.000 untuk semester akhir,” tambahnya.
Selain membantu mahasiswa, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah di Tangsel.
“Saya menargetkan rata-rata lama sekolah menjadi 14 tahun, dari SD hingga minimal D2. Kami berharap ini bisa meningkatkan jumlah lulusan S1 secara bertahap,” kata Benyamin.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Tangsel, Deden Deni, menambahkan bahwa pemberian simbolis hari ini merupakan tahap kedua dari program bantuan pendidikan tersebut.
“Tahun lalu, kami memberikan bantuan kepada 140 mahasiswa, dan tahun ini 466. InsyaAllah, sisanya akan kami selesaikan tahun depan,” ujar Deden.
Deden juga menjelaskan bahwa meskipun persyaratannya mudah, pemberian bantuan pendidikan ini tetap akan dikoordinasikan dengan pihak kampus terkait, agar dana yang diberikan benar-benar digunakan untuk biaya pendidikan.
“Teknisnya, uang akan ditransfer ke rekening mahasiswa melalui persetujuan kampus untuk memastikan dana digunakan sesuai kebutuhan mereka di kampusnya,” jelasnya.
Dengan adanya program ini, Pemkot Tangsel berharap dapat mencegah mahasiswa terjerat pinjaman online dan memastikan mereka dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
“Mudah-mudahan program ini berlanjut, meskipun sifatnya bantuan pendidikan, bukan beasiswa penuh,” tutup Deden. (det/dam)