LEBAK |TR.CO.ID
Pemerintah Kabupaten Lebak hingga kini kekurangan ketersediaan benih penangkaran varietas unggul yang dikembangkan Dinas Pertanian setempat guna mendukung produksi swasembada pangan.
“Kita memiliki lahan penangkaran seluas 4,5 hektare, sedangkan angka tanam 106 ribu hektar per tahun. Itu tentu kekurangan untuk persediaan benih varietas unggul,” kata Sekertaris Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Iman Nurzaman di Rangkasbitung, Selasa (03/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kata Iman, kekurangan benih varietas unggul tersebut tentu pihak Dinas Pertanian melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi ketersediaan benih itu. Di antaranya menjalin kemitraan dengan kelompok tani untuk mencetak penangkaran benih varietas unggul juga penyaluran bantuan benih dari Kementerian Pertanian ke kelompok – kelompok tani.
Selain itu juga petani “Keolotan” atau adat masyarakat menggunakan benih varietas lokal yang dikembangkan oleh mereka secara turun temurun. Namun, benih varietas lokal itu dengan masa panen selama enam bulan.
Persediaan benih varietas unggul untuk Kabupaten Lebak dengan angka tanam 106 ribu hektar per tahun dibutuhkan 2.650 kilogram. Sebab, kebutuhan benih itu untuk lahan seluas satu hektar diperlukan sebanyak 25 kilogram.
“Kami terus berupaya untuk memenuhi ketersediaan benih unggul,” ucap Iman.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Produksi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Ade Fathony mengatakan, pemerintah daerah perlu menambah perluasan penangkaran untuk mencetak benih varietas unggul, karena saat ini hanya seluas 4,5 hektar.
Penangkaran benih itu ditargetkan pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2023 sebesar Rp272 juta dan terealisasi target tersebut sampai Desember mendatang. Pihaknya saat ini mengembangkan benih varietas unggul Cakrabuana karena produktivitas tinggi juga kualitasnya cukup baik.
Keunggulan benih unggul Cakrabuana itu, selain pulen berasnya dan juga beraroma juga produksi serta produktivitas bisa mencapai enam sampai 7 ton gabah kering pungut (GKP) per hektar. Kelebihan lainnya, kata dia, masa panen benih varietas Cakrabuana lebih awal dibandingkan varietas Infari 32 dan Ciherang.
Lantaran, varietas unggul Cakrabuana hanya waktu selama 85 hari setelah tanam (HST) bisa dipanen, sehingga dapat menekan biaya produksi.
“Kami yakin benih varietas Cakrabuana menjadi andalan ekonomi petani juga ketersediaan pangan/beras melimpah,” tuturnya.
Penulis : Jat/Eem
Editor : Haris Sujarsad