TANGERANG | TR.CO.ID
Seorang anggota kepolisian Polsubsektor Kawasan Ruko Modernland berhasil menggagalkan upaya bunuh diri seorang pria dengan inisial R yang mengalami depresi berat. Berkat pendekatan yang penuh empati dan perbincangan hangat, polisi tersebut berhasil mengubah keputusan fatal yang hampir diambil oleh R. Kamis (29/08/24)
Kejadian ini bermula ketika petugas polisi, Bripka Adi Sutikno , menerima laporan dari warga sekitar yang dimintai tolong dari seorang wanita dengan wajah panik sekitar pukul 02:00 dini hari. Wanita berinisial M tersebut memintai tolong untuk berjaga-jaga karena mental teman laki-lakinya sudah tidak kondusif. Merespons cepat laporan tersebut, Bripka Adi Sutikno segera menuju lokasi untuk melakukan tindakan pencegahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wanita dengan inisial M menjelaskan bahwa R sudah bertingah mulai aneh semenjak 2 hari terakhir. Permasalahan diawali dengan masalah tekanan dalam keluarga, lalu merasa tertipu oleh mantan pacarnya yang dikenal dari aplikasi kencan online. R disinyalir telah rugi ratusan juta selama berpacaran dengan wanita dari dating apps tersebut dan merasa ditipu karena wanita tersebut menghilang ketika ingin dijumpai di kostnya.
Sesampainya di lokasi, Bripka Adi Sutikno dan petugas media Tangerang Raya menemukan pria tersebut dalam kondisi yang sangat tertekan. Pria yang diketahui berinisial R (22) mengungkapkan bahwa dia merasa putus asa akibat masalah hidup yang berat, termasuk tekanan ekonomi dan masalah pribadi yang berkepanjangan. R merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukan dan dicurigai ingin mengakhiri hidupnya.
Bripka Adi Sutikno , dengan tenang dan penuh perhatian, memulai percakapan dengan R. “Saya di sini untuk mendengarkan, bukan untuk menghakimi. Apa pun yang kamu rasakan, itu penting bagi saya,” ujar Bripka Adi Sutikno. Perkataan itu menjadi awal dari perbincangan yang berlangsung lebih dari satu jam di pinggir danau.
Selama percakapan tersebut, Bripka Adi Sutikno mencoba memahami perasaan dan beban yang dialami R. Ia menggunakan pendekatan empati, memberikan dorongan dan mengingatkan R bahwa selalu ada jalan keluar dari setiap masalah. “Kamu tidak sendiri, selalu ada orang yang peduli dan siap membantu. Kita bisa mencari solusi bersama,” ujar Bripka Adi Sutikno sambil menggenggam tangan R.
Akhirnya, R mulai menunjukkan perubahan sikap. Perlahan-lahan, ia menurunkan niatnya untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan serta mulai bisa diajak berinteraksi dengan normal yang tadinya susah diajak berinteraksi dengan A. Melalui perbincangan hangat dan penuh kepedulian, R berhasil ditenangkan dan dibawa ke Polsubsektor Modernland. R kemudian diamankan lalu menunggu keluarga terdekat untuk menyidik permasalahan tersebut.
Kedatangan keluarga R memberikan informasi ternyata beliau mengidap sedikit gangguan psikis. Banyak perdebatan serta perputaran emosi antara R dan pihak keluarga, Bripka Adi Sutikno dengan tenang menengahi pembicaraan tersebut. “Di rumah juga udah abis barang-barang ancur. Nonjok dinding, jedot-jedotin kepala ke dinding.” pungkas ibunda R.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pendekatan humanis dalam penanganan kasus-kasus yang melibatkan kesehatan mental. Bripka Adi Sutikno berharap, kejadian ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap orang-orang di sekitarnya yang mungkin membutuhkan bantuan.
R saat ini tengah dalam penanganan polsubsektor modernland dan pihak keluarga. Diharapkan dengan dukungan yang ada, ia dapat pulih dan menemukan kembali harapan dalam hidupnya.(Fj/dam)