TANGERANG | TR.CO.ID
Artificial Intelligence (AI) seolah menjadi dua mata pisau yang bisa melukai siapapun. Di satu sisi AI menjadi alat yang mampu mempermudah pekerjaan seseorang.
Namun di sisi yang lain AI justru menjadi ancaman sebab perkembangannya dinilai akan menggantikan pekerjaan seseorang. Revolusi industri besar-besaran ditakutkan akan kembali mengancam eksistensi manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) secara khusus mengangkat isu AI ini dalam agenda wisuda XXV yang diadakan di ICE BSD. Mengangkat tema “Harnessing AI for Competitive Edge: Strategies for Sustainable Workplace Innovation”, wisuda kali ini menghadirkan Hammam Riza, Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA) dan Perekayasa Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai pembicara utama. Hammam dalam presentasinya banyak menyampaikan mengenai perkembangan AI.
“AI yang ada saat ini dalam perkembangannya telah melalui waktu yang sangat panjang. Mulai tahapan machine learning, deep learning, hingga yang ada saat ini: generative AI. Generative AI tak hanya memberikan analisis data saja, namun juga mampu memberikan konten yang baru,” ujar Hammam dalam pembukaannya.
Hammam juga memaparkan mengenai banyak peluang yang bisa dimanfaatkan seiring dengan perkembangan AI. Hal ini menjadi angin segar bagi banyak orang yang merasa terancam dengan kehadiran dan perkembangan AI.
Peluang ini juga menjadi inspirasi yang baik bagi 1284 wisudawan agar bisa mengembangkan AI sebagai alat mereka dalam berkarya setelah lulus.
“Perkembangannya sampai pada integrasi AI di kehidupan yang mendorong inovasi yang berkelanjutan. AI di dunia kerja akan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan mendorong kreativitas berdasarkan kemampuan mengolah data. Lebih dari 70% Perusahaan secara global sudah menyatakan niatnya untuk berinvestasi untuk memanfaatkan AI. Pengetahuan akan AI akan memberikan nilai lebih bagi sumber daya manusia,” terang Hammam.
Hammam di akhir presentasinya mengajak wisudawan untuk tidak takut dengan kemajuan teknologi AI terutama dalam perkembangannya di dunia kerja. Sebaliknya, Hammam mengajak wisudawan untuk alat yang akan mempermudah kerja mereka dalam mencapai target-target perusahaan.
“Hal ini menjadi tantangan bagi lulusan baru, karena kita semua lah yang akan mampu membawa perubahan. Terutama atas segala ilmu yang kita dapat dari universitas akan menjadi bekal baik di dunia kerja. AI bukan akan mengeliminasi pekerjaan, namun justru akan memberikan peluang-peluang baru. Perkembangan media adalah keniscayaan, mari kita berkolaborasi ambil bagian dalam perkembangan ini,” tuturnya.
Ditemui di lokasi wisuda, Friska Natalia Wakil Rektor Bidang Akademis UMN ikut memberi tanggapan terkait perkembangan AI terutama di lingkungan akademis. Friska menyebutkan bahwa proses perkuliahan di UMN juga melibatkan AI terutama dalam memahami cara kerja dan kegunaannya.
“Pasti AI akan memudahkan pekerjaan yang kita lakukan. Namun, di lingkungan akademis tidak bisa kemudian langsung menggunakan AI sekadar sebagai jalan pintas. Kita justru mengajak mahasiswa untuk kritis dalam menggunakan AI, mana yang bisa dimanfaatkan dan mana yang justru berbahaya bagi perkembangan pengetahuan kita,” ungkap Friska.
Friska mengungkapkan bahwa di dalam lingkungan pendidikan kita harus terus update dengan perkembangan zaman dan AI ini bukan ancaman namun adanya kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru yang ada saat ini. Oleh karena itu di dalam proses pembelajarannya dan materinya pun dapat mengadopsi teknologi AI yg terkini.
“UMN sudah mengadopsi AI didalam pembelajaran sejak Semester Ganjil 2023/2024 pada Agustus 2023 lalu. Setiap fakultas memilih beberapa mata kuliah yang dapat di explore secara maksimal untuk penggunaan AI-nya sehingga rubric penilaian di dalam mata kuliah ini pun menyesuaikan dengan tujuan penggunaan AI ini,” paparnya.
Penulis : fj
Editor : dam