LEBAK | TR.CO.ID
Sebanyak 55 orang Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang tercatat di DP3AP2KB Kabupaten Lebak. Keberadaan mereka tentu saja sangat membantu melancarkan program percepatan penurunan stunting. Namun demikian, dari 4.618 anak stunting di Lebak, BAAS baru membantu 6,84 persen atau sekitar 316 anak.
“Total BAAS di kita (Kabupaten Lebak) ada 55 orang. Paling banyak Ibu (Istri) Wakil Bupati Lebak dengan mengurusi 32 orang anak dalam enam bulan,” kata Kabid Dalduk-KB DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tuti menjelaskan, dalam konsepnya, BAAS ialah orang yang membantu memberikan bantuan kepada Anak Stunting atau Keluarga Beresiko Stunting selama enam bulan berturut-turut untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Namun, selain perorangan terdapat juga BAAS dalam bentuk institusi yang salah satunya ialah PT Pokphand yang telah membantu memberikan bantuan berupa 60 butir telur setiap bulannya bagi 1.408 Keluarga Beresiko Stunting (KRS) di enam Kecamatan berbeda.
“Meskipun banyak banyak bantuan lengkap, misal berupa beras, susu, biskuit ataupun daging. Kalau hanya satu kali dan tidak berturut-turut selama enam bulan, itu tidak bisa disebut BAAS. Hanya bantuan sesaat,” terang Tuti.
Ia menerangkan, alasan harus diberikan enam bulan berturut-turut tersebut lantaran anak stunting mengalami penurunan penyerapan gizi. Jadi, dengan pola tersebut diharapkan dapat memperbaiki sistem penyerapan dalam tubuh yang nantinya dapat memulihkan kondisi anak.
Namun, ia mengaku hingga saat ini hadirnya BAAS di Kabupaten Lebak belum maksimal dalam implementasinya. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan masih kurangnya tingkat kesadaran akan tugas dari BAAS tersebut. Sehingga, lanjut Tuti, pihaknya meluncurkan program Jumat Seribu Untuk Stunting (Jumat Serius) yang dijalankan untuk membantu program BAAS.
“Jadi BAAS ini kan program nasional, dan kita di daerah menjalankan lah Jumat Serius untuk membantu menutupi kebutuhan anak stunting yang tidak tercover oleh BAAS,” tuturnya.
Ia menerangkan, kendati demikian, angka stunting di Lebak dalam data Elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) menurun sangat signifikan dan saat ini berada di angka tiga persen.
“Tentunya kita semua berharap peran serta seluruh lapisan masyarakat selain BAAS dapat membantu percepatan pengentasan stunting di Kabupaten Lebak ini,” tandasnya.
Terpisah, Ketua PWI Lebak, Fahdi Khalid mengatakan, pihaknya saat ini merupakan lembaga organisasi kewartawanan yang ikut berpartisipasi dalam program Jumat Serius. Keikutsertaannya itu dikarenakan bentuk keperdulian wartawan dalam mensukseskan program percepatan penurunan stunting di Lebak.
“Tidak banyak memang. Tapi Insya Allah, setiap hari Jumat kami berpartisipasi demi terciptanya program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lebak,” kata pria yang akrab dipanggil Akew. (*)
Penulis : Jat
Editor : Mustopa Kamal Adam